Tugu Kilometer Nol Indonesia yang berada di Kota Sabang
KOLASENEWS.ID | SABANG – Terletak di ujung
barat Indonesia, Monumen Kilometer Nol bukan sekadar penanda geografis. Ia
adalah simbol kuat awal mula bentangan Nusantara dari Sabang sampai Merauke,
sekaligus destinasi wisata unggulan yang menyimpan nilai sejarah dan filosofi
kebangsaan.
Berlokasi di tengah hutan lindung Pulau
Weh, di tepi tebing yang menghadap langsung ke Selat Malaka, monumen ini
menjulang setinggi 22,5 meter. Desainnya unik—berbentuk lingkaran berjeruji
dengan puncak menyerupai mata bor, dihiasi patung Garuda yang menggenggam angka
nol. Warna biru dan putih yang membalut monumen berpadu kontras dengan hijaunya
hutan tropis, menciptakan pemandangan yang memesona.
Di balik keindahan visualnya, Monumen
Kilometer Nol menyimpan makna mendalam. Empat pilar yang menopang bangunan
melambangkan batas-batas terluar Indonesia—dari Sabang hingga Merauke, Miangas
sampai Pulau Rote—sekaligus mencerminkan keberagaman bangsa dalam satu
kesatuan.
Ornamen segi delapan di bagian dasar
menggambarkan fondasi ajaran Islam dan budaya Aceh yang berpadu dengan kekayaan
khas Nusantara. Hiasan rencong—senjata tradisional Aceh—menegaskan peran
penting wilayah ini dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Sabang, Syamsurizal, S.Pd, menegaskan bahwa monumen ini bukan hanya kebanggaan warga Sabang, tetapi juga ikon nasional, Sabtu (1/3/2025).
"Monumen Kilometer Nol adalah simbol
kebangsaan yang luar biasa. Banyak wisatawan menjadikan tempat ini sebagai
destinasi utama. Kami terus menjaga kebersihan dan kenyamanan kawasan ini agar
tetap menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara," ujar Syamsurizal.
Antusiasme wisatawan tampak jelas. Fadly,
pedagang di sekitar lokasi, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung meningkat
tajam di akhir pekan dan musim liburan.
"Kalau hari libur, pengunjung bisa
mencapai 400 orang. Mereka biasanya berswafoto di tugu, mencicipi kuliner
lokal, dan membeli oleh-oleh seperti kaos dan gantungan kunci khas
Sabang," kata Fadly.
Mayoritas pengunjung berasal dari Aceh dan
wilayah Sumatera, namun tak sedikit turis asing yang turut mengagumi keunikan
monumen ini. Nilai filosofisnya menjadi daya tarik tersendiri.
Roby, wisatawan asal Padang Panjang,
mengaku takjub dengan perpaduan estetika dan makna simbolik monumen.
"Ini bukan hanya tempat indah untuk
berfoto, tapi juga simbol penting NKRI. Saya pasti rekomendasikan tempat ini ke
teman-teman," ujarnya antusias.
Keistimewaan Monumen Kilometer Nol juga
telah mendapat pengakuan nasional. Pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API)
2019, monumen ini dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terunik di Indonesia oleh
Kemenparekraf RI.
Tak hanya memikat mata, monumen ini juga
menawarkan kenyamanan. Area sekitar dilengkapi fasilitas lengkap—mulai dari
parkir luas, kios makanan dan minuman, hingga toko suvenir yang menjual aneka
cenderamata khas Sabang.
Monumen ini terbuka untuk umum setiap hari.
Pengunjung dapat menikmati panorama matahari terbit di pagi hari atau senja
yang dramatis saat matahari terbenam di balik laut lepas.
Dengan segala daya tariknya, Monumen
Kilometer Nol tak hanya layak dikunjungi, tapi juga dirayakan sebagai penanda
awal kebangsaan dan destinasi wisata penuh makna.[AAP]
0Comments