TSO7BUz5GfWoBUW0TfYoGUM0BA==
Light Dark
Wakil Ketua DPRK Sabang Imbau Warga Cermat Berbelanja Jelang Meugang

Wakil Ketua DPRK Sabang Imbau Warga Cermat Berbelanja Jelang Meugang

Table of contents
×

 

Sejumlah warga terlihat membeli daging di salah satu lapak pedagang di Kota Sabang menjelang tradisi Meugang, Senin (24/02/2025). Menjelang Meugang, permintaan daging meningkat seiring dengan tradisi masyarakat Aceh yang menyajikan hidangan berbahan dasar daging sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

KOLASENEWS.ID | SABANG – Menjelang tradisi Meugang Ramadan 1446 H, antusiasme masyarakat Sabang dalam membeli daging mulai meningkat. Lonjakan permintaan ini turut memicu prediksi naiknya harga daging dalam beberapa hari ke depan.

 

Saat ini, harga daging di pasar Sabang masih tergolong stabil. Berdasarkan pantauan, daging segar dijual Rp160.000/kg, hati Rp160.000/kg, dan tulangan Rp60.000/kg. Namun, Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Sabang memperkirakan harga bisa menembus Rp200.000/kg saat puncak Meugang.

 

Rika, warga Sabang, mengaku lebih memilih membeli daging lebih awal untuk menghindari lonjakan harga.

 

“Selisih harga bisa sampai Rp40.000/kg. Jadi lebih hemat kalau beli duluan,” ujar Rika, Senin (24/02/2025).

 

Sementara itu, pedagang daging di Gampong Cot Bau, Faisal, mengatakan permintaan mulai tinggi sejak pagi.

 

“Saya mulai buka jam 06.30 WIB. Satu ekor sapi per hari habis untuk memenuhi permintaan warga,” jelasnya.

 

Wakil Ketua DPRK Sabang, Albina Arahman, mengimbau masyarakat agar bijak berbelanja dan menjaga keseimbangan ekonomi keluarga.

 

“Meugang adalah tradisi penting yang perlu dilestarikan, tapi tetap dengan perhitungan. Jangan sampai pemborosan di awal Ramadan justru memberatkan keuangan rumah tangga,” kata Albina.

 

Ia juga mengapresiasi pedagang yang menjaga stok dan tidak menaikkan harga secara tidak wajar. Menurutnya, sinergi antara pedagang dan pembeli sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pasar.

 

“Kita melihat kesadaran warga semakin tinggi dalam berbelanja secara rasional. Ini harus terus didorong agar tradisi tetap hidup tanpa menimbulkan beban,” pungkasnya.[AAP]

0Comments

Special Ads
Special Ads
Special Ads