Wakil Ketua DPRK Sabang, Albina Arahman, yang juga dikenal sebagai pengamat sejarah Sabang saat memaparkan peninggalan sejarah kota tua Sabang
GAMPONG Cot
Ba’u, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, tengah bertekad menjadikan Benteng Batre
A Meteo, peninggalan era Perang Dunia II, sebagai ikon wisata sejarah yang
baru. Benteng ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan lokal dan
mancanegara sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Inisiatif ini didorong oleh kolaborasi pemerintah gampong bersama masyarakat
dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Benteng Batre A Meteo, yang dulu berfungsi
sebagai pertahanan militer Jepang, memiliki nilai sejarah penting dan
menawarkan pemandangan spektakuler Teluk Sabang, Pulau Klah, serta dermaga CT 1
dan CT 3. Benteng ini kini sedang diupayakan untuk dihidupkan kembali sebagai
objek wisata bersejarah yang dapat mendongkrak sektor pariwisata Kota Sabang.
Benteng Batre A Meteo merupakan salah satu
peninggalan sejarah Perang Dunia II yang masih bertahan hingga kini. Benteng
ini terletak di atas bukit dengan pintu menghadap langsung ke Selat Malaka,
membuatnya ideal sebagai tempat pengintaian pergerakan kapal musuh di perairan
tersebut.
Benteng ini terdiri dari tiga ruangan utama
dan pos penjagaan yang dilengkapi dengan struktur pengintaian serta meriam
sebagai alat pertahanan. Meski beberapa meriam telah dipindahkan ke Sabang
Fair, bangunan ini masih kokoh berdiri sebagai saksi bisu masa lalu. Keindahan
alam dari puncak benteng memberikan pengalaman wisata yang unik, di mana
pengunjung bisa menikmati pemandangan laut lepas sambil merasakan atmosfer masa
perang.
Komplek Benteng Batre A Meteo di gampong Cot Ba'U Sabang
Wakil Ketua DPRK Sabang, Albina Arahman,
yang juga dikenal sebagai pengamat sejarah Sabang, menyatakan bahwa
pengembangan Benteng Batre A Meteo sebagai destinasi wisata bersejarah adalah
langkah tepat dalam melestarikan warisan sejarah Sabang.
“Benteng ini tidak hanya sebagai objek
wisata, tetapi juga sebagai pengingat akan peran strategis Sabang pada masa
Perang Dunia II. Dengan dikembangkannya benteng ini, kita bisa mengenang
sejarah sekaligus mendukung perekonomian lokal,” jelas Albina.
Menurut Albina, peran DPRK Sabang dalam
pengembangan wisata sejarah sangat penting. Ia berjanji akan memperjuangkan
anggaran untuk revitalisasi benteng ini agar lebih menarik dan nyaman bagi
wisatawan.
“Kami di DPRK Sabang sangat mendukung
setiap upaya pengembangan pariwisata berbasis sejarah. Benteng Batre A Meteo
memiliki potensi besar dan harus didukung penuh agar bisa berkembang menjadi
destinasi unggulan di Sabang,” tambahnya.
Gampong Cot Ba’u saat ini sedang melakukan
berbagai upaya revitalisasi untuk mempermudah akses menuju benteng. Pembangunan
jalan yang lebih nyaman dan aman bagi pengunjung menjadi prioritas utama.
Selain itu, spot selfie yang menarik, gazebo, dan warung makan khas lokal akan
dibangun di sekitar benteng untuk menambah daya tarik wisatawan.
Salah satu bangunan Benteng Batre A Meteo yang saat ini sedang dikembangkan
Ketua Pokdarwis Gampong Cot Ba’u, Anizul
Farmi, mengungkapkan bahwa revitalisasi ini didorong oleh semangat masyarakat
untuk memperkenalkan sejarah sekaligus memanfaatkan potensi wisata yang
dimiliki desa mereka.
“Kami di Pokdarwis bersama masyarakat
berkomitmen untuk mempercantik dan melestarikan Benteng Batre A Meteo. Kami
yakin, benteng ini memiliki daya tarik besar bagi wisatawan. Kami juga berharap
pemerintah Kota Sabang dan pihak swasta bisa mendukung penuh pengembangan ini,”
ujar Anizul.
Pokdarwis telah bekerja sama dengan
masyarakat untuk merapikan area benteng dan mengembangkan berbagai ide kreatif.
Anizul menyebutkan, pelatihan dan pemberdayaan UMKM lokal juga menjadi fokus
utama mereka agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat langsung dari sektor
pariwisata ini.
Selain sebagai destinasi wisata,
pengembangan Benteng Batre A Meteo juga bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat. Wakil Ketua DPRK Sabang, Albina Arahman,
menekankan pentingnya integrasi antara pariwisata dan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Kami ingin wisata sejarah ini tidak hanya
menarik wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian
masyarakat sekitar. UMKM harus diberdayakan agar produk-produk lokal bisa
menjadi bagian dari daya tarik wisata ini,” ujar Albina.
Wakil Ketua DPRK Sabang, Albina Arahman
Gampong Cot Ba’u terkenal dengan produk
olahan kelapa seperti minyak kelapa murni dan makanan khas berbahan dasar
kelapa. Oleh karena itu, dalam pengembangan wisata Benteng Batre A Meteo,
masyarakat didorong untuk menjual produk-produk khas mereka kepada wisatawan.
“Kami juga ingin memberdayakan UMKM lokal,
khususnya dalam mengembangkan produk olahan kelapa, yang sejalan dengan
identitas Gampong Cot Ba’u. Dengan demikian, wisata ini tidak hanya mengangkat
nilai sejarah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tambah
Akmalun Nazri, Pj Keuchik Gampong Cot Ba’u.
Dengan pemandangan yang memukau dan nilai
sejarah yang mendalam, Benteng Batre A Meteo siap menjadi destinasi wisata yang
memperkaya pengalaman pengunjung di Sabang. Pemerintah Kota Sabang dan DPRK
Sabang diharapkan dapat memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan ini
agar dapat berjalan dengan lancar.
“Kami berharap ke depan ada dukungan dari
pemerintah pusat maupun sektor swasta untuk membantu pengembangan benteng ini.
Dengan pengelolaan yang baik, saya yakin Benteng Batre A Meteo bisa menjadi
destinasi wisata sejarah yang terkenal tidak hanya di Sabang, tetapi juga
secara nasional,” ujar Albina.
Akmalun Nazri menambahkan bahwa pihaknya
akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat proses
revitalisasi.
“Pengembangan ini tidak hanya untuk
pariwisata, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemberdayaan UMKM. Kami yakin, dengan peningkatan SDM, masyarakat bisa ikut
merasakan hasil dari pengembangan ini,” tambah Cut Lem, sapaan akrab Akmalun
Nazri.
Dengan adanya dukungan dari DPRK Sabang,
pemerintah gampong, Pokdarwis, dan masyarakat, Benteng Batre A Meteo diyakini
akan segera menjadi ikon wisata sejarah baru di Sabang.
Sebagai langkah awal, masyarakat setempat
bersama Pokdarwis telah mulai merapikan area sekitar benteng, membuka jalur
wisata, dan menggelar berbagai kegiatan edukasi sejarah untuk menarik minat
wisatawan.
Dengan berkembangnya wisata sejarah ini,
diharapkan Sabang tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata bahari, tetapi
juga sebagai kota dengan kekayaan sejarah yang bisa dinikmati oleh wisatawan
dari berbagai kalangan.[ADVERTORIAL]
0 Comments